Knowledge Management Sebagai Kultur Perusahaan

sentralisasi

Knowledge Management

Knowledge manajemen merupakan sebuah unsur yang tak terlepaskan dalam pengambilan sebuah keputusan dalam organisasi. Pengetahuan yang dihasilkan dari analiasi marketing misalkan dalam organisasi bisnis akan dimanfaatkan dalam strategi marketing dikemudian hari. Contoh lain manfaat dalam penerapan knowledge management adalah dalam sebuah organisasi misalnya badan penyuluhan, data-data dalam proses penyuluhan yang dilakukan sebelumnya akan dianalisa hingga terbentuk suatu pengetahuan baru bagaimana cara melakukan penyuluhan sehingga manajemen pengetahun inilah yang dimanfaatkan untuk suksesnya penyuluhan itu sendiri.
Contoh lain manfaat knowledge management adalah untuk meningkatkan daya saing dalam bisnis, hingga suatu perusahaan ada yang mengkategorikan terlebih dahulu pengetahuan itu sendiri menjadi :
• Core knowledge, adalah knowledge inti yang diperlukan sebuah bisnis. Contohnya, jika ingin buka bengkel tentu harus mempunyai mekanik yang handal, peralatan yang lengkap, suku cadang dan lain-lain.
• Advanced knowledge, adalah knowledge yang membuat keunggulan bersaing sehingga sekaligus perusahaan dapat mampu berhadapan langsung dengan pesaingnya. Contohnya, selain dapat memperbaiki kendaraan pada umumnya, sebuah bengkel yang terus mengikuti perkembangan teknologi otomotif akan dapat menangani perbaikan kendaraan masa kini yang sebagian besar sudah computerized. Dengan knowledge yang satu atau dua langkah di depan membuat pesaing akan sempoyongan untuk mensejajarkan diri.
• Innovative knowledge, merupakan knowledge yang membuat perusahaan dapat merubah ‘aturan main’ dunia bisnis yang digeluti dan membuat perusahaan menjadi pemimpin di bidang bisnisnya. Namun ketiga kategori ini tidak bersifat tetap, perusahaan harus tetap waspada. Sebuah perusahaan yang saat ini berada pada tingkat innovative knowledge, karena adanya cara dan teknologi baru yang diterapkan pesaing dapat merosot menjadi berada di core knowledge sehingga ia kehilangan daya saing. Contoh paling aktual adalah hadirnya teknologi CDMA yang merubah peta persaingan bisnis para operator selular.

Kultur Perusahaan , Kunci Utama Dalam KM

Kultur Organisasi (atau Budaya Organisasi) adalah sebuah nilai yang dipegang oleh orang orang dalam organisasi tersebut dan merupakan pembeda dari organisasi lainnya. Kultur Organisasi adalah penggerak utama dalam laju bisnis perusahaan. Untuk memulai sebuah Knowledge management dalam sebuah perusahaan, tidaklah mudah. Perusahaan tersebut harus sudah memiliki sebuah kultur sharing knowledge yang sudah berakar dan menjadi pola kerja para karyawannya. Organisasi yang telah menerapkan hal ini dapat disebut sebagai LO atau Learning organization.
Learning organization (LO) atau organisasi pembelajar adalah organisasi yang memberikan kesempatan dan mendorong setiap individu yang ada dalam organisasi tersebut untuk terus belajar dan memperluas kapasitas dirinya.
Dia merupakan organisasi yang siap menghadapi perubahan dengan mengelola perubahan itu sendiri (managing change). Learning organization memiliki kemampuan untuk belajar dan memfasilitasi aspek-aspek dari proses belajar dan bisa terus menerus melakukan perubahan, dengan demikian karyawan mempunyai semangat untuk terus berkembang, melakukan perubahan-perubahan dan terus belajar.
Perusahaan yang memiliki semangat “learning organization” juga mempunyai karyawan yang bisa belajar dari kesalahan mereka, berbagi pengetahuan dengan karyawan yang lain dan bisa berkomunikasi secara terbuka dengan karyawan lainnya. Dilihat dari level managerial pun organisasi ini akan memiliki pemimpin yang bisa melatih, membantu, memberikan motivasi, menjadi pendorong dalam pengambilan keputusan. Menurut Pete Senge (1990) karyawan harus merubah cara pandang mereka, harus bisa mengembangkan kemampuan dan harus siap berubah, bisa mengerti keseluruhan dari fungsi organisasi dan merumuskan misi perusahaan sebagai bagian dari team.
Komponen dari suatu learning organization secara umum adalah terdiri dari learning (belajar), Organization (organisasi), People (orang), Knowledge (pengetahuan) dan Technology (teknologi), komponen-komponen diatas sudah banyak diterapkan di banyak organisasi.

Mengingat pentingnya learning organization dalam suatu perusahaan terlebih dalam pengembangan suatu KM maka diperlukan suatu keinginan dari perusahaan untuk meningkatkannya.
Menurut Rampesad (2002) ada teknik-teknik yang perlu dilakukan perusahaan untuk bisa meningkatkan learning organization dalam suatu perusahaan.
– Menciptakan suatu kondisi dimana karyawan bisa menggunakan pengetahuan mereka, berbagi dengan karyawan lain secara intensif bisa saling bertukar pengetahuan dengan yang lain.
– Membangun suatu struktur organisasi yang bagus sehingga bisa memberikan kesempatan bagi karyawan untuk bisa meningkatkan pengalaman dan cara berfikir.
– Melatih/memicu karyawan untuk memformulasikan balance scorecard mereka sehingga menumbuhkan sikap positif terhadapa perbaikan, pembelajaran dan pengembangan.
– Membiarkan karyawan menentukan keseimbangan antara ambisi pribadi dan ambisi bersama dalam perusahaan.
– Merekam dan membuat inventori cara belajar dan menyelaraskannya ke ambisi pribadi. Sehingga bisa ditinjau kembali secara berkala, diselaraskan lagi ke perencanaan, bisa dilakukannya pembinaan dan pemberian penghargaan.
– Membentuk tim pengembang dalam keseimbangan personal, kemampuan, cara belajar.
– Membangun dan menerima pengetahuan yang bersifat pribadi menurut favorit gaya belajar karyawan.
– Memberi dan mengarahkan karyawan kepada ambisi bersama dan menghubungkan mereka.
– Bekerja sama dengan tim learning, yaitu tim yang bergerak dalam perspektif sinergi, terkordinasi sebagai satu kesatuan.
– Gunakan cara penggambaran, kiasan dan intuisi untuk berbagi dan mengubah pengetahuan implicit.
– Bekerja sama dengan team self-direction yang berpengaruh dalam jaringan organisasi.
– Mensimulasi karyawan untuk selalu bisa mengidentifikasi masalah dan pemecahannya sebagai team.
– Mempunyai pemimpin yang bisa membina, membantu, menjadi inspirasi bagi karyawan, bisa memberi motivasi dan terus menerus mengevaluasi berdasarkan kinerja.
– Karyawan harus selalu mau belajar dari kesalahan dan bisa berbagi pengalaman tersebut dengan karyawan lain .
– Bekerja dengan sistemastis menggunakan metode-metode problem solving seperti brainstorming, problem solving cycle, risk management, etc .
– Berikan respon balik terhadap peningkatan-peningkatan.
– Menerapkan pendekatan integral dan sistem.
– Implementasi KM infrastruktur seperti Internet, Intranet, Perpustakaan dan lain-lain.
– Membiarkan karyawan focus kepada semua hal yang terjadi di perusahaan.
– Menstimulasi hubungan dengan karyawan secara informal.
– Membawa perusahaan keluar dari rasa ketidak percayaan.
– Menyederhanakan struktur organisasi dan “management language”.
– Memaklumi kesalahan, karena jika tidak ada kesalahan maka tidak ada proses pembelajaran.

Referensi
http://taufikikbal.blog.upi.edu/2009/10/19/knowledge-management-sebagai-peningkat-kinerja-karyawan-dan-sharing-informasi-sumber-daya-manusia/
http://hellomycaptain.blogspot.com/2009/10/peranan-kultur-organisasi-pada.html
http://www.adisumaryadi.web.id/index.php?tulisan/detail/13/84/tulisan-84.html

This entry was posted in Knowledge Management. Bookmark the permalink.

Comments are closed.